Ini bukanlah iklan jamu kuat. Ini adalah kisah mereka yang meracik dan meramu beragam bahan dan rempah. Guna mengakali mereka yang butuh energi berlebih atau sekedar mengusir pegal dan letih.
Kayuh Jukung, Kau Kusekolahkan
Perjuangan Guru dan Siswa SDN Basirih 10
Umumnya, halaman parkiran sekolah diisi oleh motor, kebanyakan sepeda. Tapi di SDN Basirih 10 tidak demikian. Parkirannya hanya berupa titian kayu sederhana, dimana selusin jukung aneka ukuran ditambatkan.
Lebih Takut Hantu Banyu
Menyusuri Alur Sungai Kelayan
Jika wilayah Jalan Ahmad Yani atau Kayu Tangi adalah sisi gemerlap Banjarmasin. Maka daerah Kelayan atau Basirih adalah sisi muram. Di tengah derap laju pembangunan, mereka keteteran, tertinggal dibelakang. Lalu disembunyikan dibalik menjulangnya gedung-gedung beton.
Pergulatan Muslim Tionghoa
PITI, Menjadi Jembatan Antara Etnis Tionghoa dan Islam
Dalam buku Identitas Tionghoa Muslim Indonesia (2012), Afthonul Afif menggambarkan dilema Tionghoa Muslim sebagai “minoritas dalam minoritas”. Di tengah mayoritas penduduk pribumi, Tionghoa adalah minoritas. Sementara sebagai Muslim berarti menjadi minoritas di tengah Tionghoa yang umumnya non-muslim.
Jual Kerupuk atau Jual Tanah?
Sengketa Tanah di Mandiangin
Siapapun berhak marah jika tanah yang luasnya hektaran hanya dihargai satu-dua juta rupiah. Selama enam bulan terakhir, kisah itu terjadi di Kabupaten Banjar, tepatnya di Desa Mandiangin Timur, Mandiangin Barat dan Kiram. Sebabnya, tanah turun-temurun yang menjadi tumpuan warga mencari nafkah telah berpindah tangan kepada perkebunan karet milik PT Anugerah Wattiendo.
Sayangnya Kini Terlantar
Sejarah Balai Moesjawaratoetthalibin di Jalan Kuin Selatan
Akhir Januari silam, Radar Banjarmasin menyusuri sejarah Sekolah Rakjat (SR) di Banjarmasin. Di akhir wawancara, H. Ahmad Husaini (81), sang narasumber, memberikan selembar foto tua sebagai kenang-kenangan. Dijepret 82 tahun silam, dalam kondisi tidak sepenuhnya baik, sedikit kumal dan menguning, potret ini menyisakan pertanyaan.
Istri dan Kucing Kita
Parade Monolog Persembahan Teater Halilintar
Prita sendirian di dapur, mengulek sambal sembari menggerutu. Ia sedang menyiapkan makan siang untuk suami tercinta, Broto, seorang guru yang gajinya pas-pasan.
Pian Himung, Ulun Untung
Menilik Dapur Kaos Hy-Munk
“Hy-Munk” adalah plesetan dari kata Bahasa Banjar “himung”, artinya senang. Harapan Ferry Kusmana, agar siapapun yang membeli dan memakai produk Hy-Munk hatinya menjadi senang. Senada dengan motonya, “Matan Banjar wal ai,” Ferry mengusung budaya lokal sebagai identitas merek suvenirnya.
Komedi dari Gang Lingsak
Pementasan Teater Sanggar At-Ta’dib
Alkisah, di Gang Lingsak, kebanyakan warganya masih buta huruf. Agar mereka tertarik belajar baca tulis, pembakal kemudian menggelar lomba baca berita dengan iming-imingan hadiah berupa uang.